Wednesday, 19 June 2013

Perhatian Sekjen IMO Mr. Koji Sekimizu terhadap Pelaut


Pada tulisan saya sebelumnya, saya telah sampaikan bahwa pada tanggal 10 – 11 Juni 2013 yang lalu IMO menyelenggarakan symposium. Hasil dari symposium tersebut menjadi rekomendasi yang dibahas pada sidang MSC sesi ke 92 yang dilaksanakan tanggal 12 – 21 Juni 2013. Dalam rangka menyambut “Day of Seafarers 2013” tanggal 25 Juni yang akan datang, kiranya tulisan ini dapat menyemangati teman-teman pelaut dan keluarganya.

Dari symposium dihasilkan 5 rekomendasi (hal yang harus diperhatikan pada sidang MSC). Sesuai dengan tugas saya, dari ke 5 rekomendasi tersebut, saya tertarik dengan 3 diantara rekomendasi tersebut, yang juga menjadi perhatian Sekjen IMO Mr. Koji Sekimizu dalam briefing nya yang di muat dihalaman depan website IMO (www.imo.org). Tiga rekomendasi tersebut adalah:
1.     Rekomendasi ke 3, budaya keselamatan (consider ways of encouraging a safety culture beyond mere compliance with regulatory requirements)
2.     Rekomendasi ke 4 dan ke 5 tentang kesulitan yang mungkin akan dihadapi oleh para pelaut dalam mengikuti perkembangan teknologi, serta kemungkinan stress dan kelelahan (fatigue) bagi para pelaut dengan banyaknya beban tugas di kapal (take into account the burden any new or changing regulation(s) place on the seafarers and consider how this burden can be minimized dan consider undertaking a long-term comprehensive review of the existing safety regulatory framework with a view to ensuring that it will meet the future challenges associated with the application of new technologies, the human element, the needs of the maritime industry and the expectations of society, taking into account the ever-increasing pace of change and technological advancements made since the 1974 SOLAS and the International Load Lines Conventions were adopted)


Dalam briefingnya, Mr. Sekimizu menyampaikan beberapa hal antara lain:
·       “there is no doubt in my mind that a safety culture that goes beyond mere compliance is essential in the future. Ships will become more complex and, as they do, we must move away from safety being simply a series of box-ticking exercises. That approach is not good enough now, and the administrative burden must be reduced (tidak ada keraguan dalam pikiran saya bahwa budaya keselamatan yang melampaui sekedar kepatuhan, sangat penting di masa depan. Kapal akan menjadi lebih kompleks, dengan demikian, kita harus merobah pola pikir bahwa keselamatan adalah hanya hanya sekedar serangkaian kegiatan ‘menconteng’ kotak-kotak. Pendekatan seperti itu, sekarang tidak cukup baik, dan beban kerja administrasi (para pelaut) harus dikurangi).
Pernyataan ini menurut saya sangat penting karena selama ini para pelaut nalurinya sudah tidak diasah untuk memikirkan ‘keselamatan kapal’ seperti jaman dahulu, tetapi hanya sekedar memenuhi ketentuan administrasi, yang penting pekerjaan ‘kertas’ (paper works) benar, apa yang harus di centang (check list) sudah dilaksanakan, khususnya dalam pelaksanaan ISM Code. Saya tidak anti ISM Code, tetapi pekerjaan ‘meja’ (paper work) bagi para pelaut menurut saya sudah ‘over dosis’ sehingga mengurangi naluri pelaut untuk berfikir keselamatan. Bagi pelaut, budaya keselamatan harus lebih di asah dan dikedepankan dibanding dengan pekerjaan administrasi.
·       The serious challenge maritime training institutes are now facing is to keep up with new technology and this must be addressed.  Currently, the shipping industry is facing serious financial difficulties but it needs to comply with regulations for marine environment protection,” he said. “Discussion on the future must cover all issues relating to ensuring competent seafarers free of stress and fatigue; support for seafarers must be continuously addressed at IMO.” ("Tantangan serius yang dihadapi oleh lembaga diklat maritim saat ini adalah bersaing dengan teknologi baru, dan ini harus diatasi. Saat ini, industri pelayaran sedang menghadapi kesulitan keuangan yang serius tetapi perlu mematuhi peraturan untuk perlindungan lingkungan laut" katanya. "Pembahasan di masa yang akan datang harus mencakup semua masalah yang memastikan bahwa pelaut yang kompeten, bebas dari stres dan kelelahan (fatigue). Dukungan untuk pelaut harus terus dilanjutkan pada pertemuan-pertemuan di IMO."



Berita lengkap tentang briefing Sekjen IMO tersebut dapat di baca pada:

Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment