Pada bulan Maret
2014 tahun lalu saya telah menyampaikan tulisan tentang tema World Maritime Day 2014. Kali ini saya akan kembali
menyampaikan “Hari Maritim Sedunia” atau “World
Maritime Day” (WMD) tahun 2015. Sidang Dewan tahun 2014 menetapkan tema
hari maritim sedunia untuk tahun 2015 ini yaitu; “Maritime education and training” atau “Pendidikan dan pelatihan maritim”.
Landasan
yang digunakan para anggota Dewan IMO untuk
menetapkan tema hari maritim sedunia tahun 2015 sebagai “Maritime Education and training” adalah bahwa semua pihak menyadari
betapa pentingnya SDM kepelautan dalam memastikan lebih terjaminnya keselamatan
pelayaran secara berkesinambungan (catatan: Indonesia adalah salah satu anggota
Dewan IMO). Tanpa diawaki oleh para pelaut yang berpendidikan yang baik dan
terlatih, diyakini bahwa keselamatan pelayaran, keamanan dan pencemaran
lingkungan maritim dapat setiap saat terancam, yang dapat mengakibatkan lesunya
bisnis di sector maritim. Bahwa pendidikan dan latihan (diklat) maritim adalah
batu pijakan (bedrock) dalam upaya
tercapainya transportasi laut yang selamat, aman dan terlindunginya lingkungan
laut dari pencemaran, secara berkesinambungan.
Konvensi
dan Code STCW 1978 yang telah di amandemen di Manila pada tahun 2010 telah
diadopsi dan diterima oleh semua negara yang meratifikasi dan mengaksesi
konvensi tersebut, serta telah di-implementasi-kan. Para anggota IMO ingin
memastikan bahwa dengan menerapkan kurikulum dan silabus diklat kemaritiman
yang kompetensinya memenuhi ketentuan yang terdapat pada Code STCW 1978 yang
telah diamandemen, mampu menghasilkan pelaut dengan pengetahuan dan
keterampilan yang dapat meningkatkan baik keselamatan pelayaran, keamanan,
maupun perlindungan lingkungan maritim dari pencemaran. Hal ini akan
meningkatkan keyakinan para pemangku kepentingan di industri maritim dalam
usahanya.
Sejalan
dengan hal tersebut, secretariat IMO, baik dalam pembahasan di sidang-sidang
IMO maupun berupa edaran (Circular) selalu
menghimbau kepada semua negara untuk memperhatikan apakah diklat maritim di
negaranya telah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan? Apakah pelaksanaannya
sudah memenuhi kompetensi sebagaimana diamanatkan dalam Code-A STCW 1978?
Sebagai DELRI di salah satu sidang IMO |
Pada
bulan November 2014 penulis hadir di markas pusat IMO London, walaupun bukan
untuk keperluan sidang IMO, namun sempat ditemui oleh Mr. Milhar Fuazudeen,’s (Head
of the Maritime Training and Human Element Section, Maritime Safety Division,
IMO). Beliau mengingatkan tentang pentingnya posisi Indonesia dalam IMO White List dan meminta kepada
penulis untuk menyampaikan hal ini kepada pihak-pihak berwenang di Indonesia,
khususnya dalam melengkapi laporan hasil audit di bidang pendidikan, pelatihan
dan sertifikasi kepelautan.
Menghadiri wisuda di WMU, Malmo, Swedia |
Sekretaris Jenderal IMO Mr.
Koji Sekimizu dalam kunjungan kerjanya di World
Maritime University (WMU), Malmö, Swedia beberapa waktu
yang lalu, menyatakan secara resmi (launching)
tema hari maritim sedunia “Maritime
education and training” dan rencananya akan dirayakan di markas IMO pada
tanggal 4 September 2015 yang akan datang. Dalam sambutannya Mr. Sekimizu
menghimbau agar sepanjang tahun 2015 ini semua diklat maritim agar lebih memperhatikan
dengan sungguh-sungguh agar institusi diklatnya tetap menjaga mutu dan manajemennya,
sehingga lulusannya mampu mencapai tingkat kompetensi yang disyaratkan, paling
rendah sesuai dengan STCW 1978 amandemen 2010 (Manila amendment). Dalam pada itu, IMO juga akan memasukkan agenda Mandatory IMO members Audit Scheme
(MIMSAS) pada semua diklat maritim, sebagaimana sistim audit ini telah disetujui
oleh sidang Assembly IMO bulan November tahun
2013 yang lalu. Hal ini sesuai dengan apa yang dibicarakan Mr. Koji Sekimizu
kepada penulis pada saat sama-sama menghadiri jamuan makan siang di lobby gedung
IMO, dalam sidang Assembly IMSO (International Mobile Satellite Organization)
sesi ke 25 di markas besar IMO bulan November 2014 yang lalu.
Bersama Sekjen IMO Mr. Koji Sekimizu dan Chairman Council Jeffry Lantz |