Tuesday 27 August 2019

Tema Hari Maritim Sedunia tahun 2020: “Sustainable shipping for a sustainable planet”


Capt. Hadi Supriyono, M.M. M.Mar.
Pendahuluan
Tahun 2019 sudah akan berakhir beberapa bulan lagi. Tahun 2020 telah menyongsong kita semua termasuk kita sebagai insan maritim.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tema hari maritime sedunia tahun 2019 adalah “Empowering women in maritime community”, dimana semua negara anggota IMO dan semua industri maritim dunia secara bersemangat berupaya untuk melaksanakannya. Banyak hal yang sudah dicapai, namun menurut kajian di IMO, masih banyak yang belum dicapai, sehingga masih perlu dilanjutkan upaya untuk mengurangi kesenjangan dalam mempromosikan perempuan di dalam ikut serta memajukan industri maritim, baik secara nasional maupun internasional.
Pada sidang Dewan (Council meeting)sesi yang ke 122 dari tanggal 15 – 19 Juli 2019, secara aklamasi anggota Dewan telah mengukuhkan Tema Hari Maritim seDunia (World Maritime Day Theme) tahun 2020 sesuai dengan usulan Sekretaris Jenderal IMO Mr. Kitack Lim, yaitu “Sustainable shipping for a sustainable planet”sebagaimana tertuang pada dokumen IMO nomor C.122/D.

Hasil evaluasi tema hari maritime sedunia 2019
Bon voyage Oasis PIP Semarang 2019
            Walaupun resepsi merayakan hari maritim sedunia di markas IMO di London masih akan dilakukan bulan September 2019, namun pada agenda item 17 sidang Dewan sesi yang ke 122 bulan Juli yang lalu telah dilakukan pembahasan dan evaluasi pelaksanaan tema hari maritim tahun 2019. Dari hasil kajian di berbagai negara, pada sidang Dewan disimpulkan bahwa walaupun upaya telah dilakukan, namun masih banyak disparitas dalam pekerjaan di sector maritime yang kurang berimbang antara pria dan wanita (Dokumen C.122/17(d)/1). Masih banyak kendala-kendala yang belum dapat diatasi dalam melibatkan wanita di sektor maritim, terutama pelaut wanita. Hal ini menjadi catatan khusus pada sidang Dewan sesi ke 122 yang lalu. Sehingga Dewan IMO meminta kepada semua negara anggota IMO baik melalui pemerintah maupun industri di sektor maritim – termasuk perusahaan pelayaran – untuk terus melanjutkan upaya mengurangi disparitas dan kesenjangan serta hambatan yang ada, sehingga kesetaraan gender di sektor maritim dapat dicapai sebagaimana diamanatkan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) melalui SDG (Sustainable Development Goal) nya.

“Sustainable shipping for a sustainable planet”
            Ide tema hari maritim seduini tahun 2020 “Sustainable shipping for a sustainable planet” di atas dikaitkan dengan dua SDG PBB yaitu poin ke 13 (Climate Action) dan poin ke 14 (Live below water). Oleh karena itu, focus diskusi dan perhatian negara anggota IMO baik pada sidang-sidang IMO pada tahun 2020 nanti, dalam membuat aturan-aturan maupun perhatian industri maritim, adalah pada perlindungan lingkungan maritim. 
Sebenarnya dalam menyikapi Climate Action, IMO telah melakukan berbagai perdebatan berkepanjangan dan sudah lama berjalan khususnya setelah UNFCCC (United Nation Framework Convention on Climate Change) melaksanakan konferensinya di Bali tahun 2007 yang hasilknya terkenal dengan nama Bali Roadmap 2007. Penulis merasakan betul selama menjadi Atase Perhubungan di London dari tahun 2007 – 2011, pembahasan tentang penanganan perobahan cuaca melalui sidang-sidang MEPC (Marine Environment Protection Committee) dari tahun ke tahun semakin bertambah banyak. Boleh jadi melebihi bahasan di sidang-sidang MSC (Maritime Safety Committee). Hasil pembahasan di sidang-sidang IMO tersebut juga telah dituangkan kedalam konvensi MARPOL, termasuk memasukkan CO2ke dalam Annex VI Marpol 1973/1978.
Seiring dengan itu, sebenarnya pembahasan tentang polusi suara dari kapal(yang dapat mengganggu kehidupan satwa bawah air) juga telah lama di bahas di IMO bersamaan dengan pembahasan perobahan-perobahan yang dilakukan pada Ballast Water Management Convention 2006 dan MARPOL 1973/78, khususnya di sidang-sidang sub-Komite DE (Design and Equipment). Namun sampai saat ini masih banyak yang menjadi kajian dan bahasan berkaitan dengan pembangunan kapal yang mesinnya ramah lingkungan sehingga tidak mengganggu kehidupan satwa di laut.
Dengan tema hari maritim sedunia “Sustainable shipping for a sustainable planet” pada tahun 2020, diharapkan sidang-sidang di IMO pada tahun 2020 lebih meningkatkan perhatiannya kepada pencegahan pencemaran udara dari kapal dan perlindungan satwa di laut. Demikian pula pemerintah negara anggota IMO serta semua pihak yang terkait dengan industri maritim secara bersama-sama focus bersungguh-sungguh memperhatikan lingkungan maritim khususnya yang berhubungan dengan Climate Actiondan Life below water.

Penutup
Menghadapi tahun 2020, pemerintah Indonesia dan insan maritim Indonesia, termasuk pendidikan dan pelatihan bagi para pelaut dan SDM maritim Indonesia tentunya harus berbenah diri untuk ikut meramaikan upaya-upaya yang dilakukan dalam kaitannya dengan meningkatkan perlindungan lingkungan maritim. Dapat berupa seminar, loka karya, pengabdian masyarakat, dan sebagainya.
Yang perlu diingat juga adalah bahwa apapun yang kita lakukan perlu kiranya dikumandangkan (disampaikan) pada sidang-sidang IMO. Untuk itu penulis menghimbau, apabila ada pembaca tulisan ini berkesempatan mengikuti sidang IMO, jangan lupa untuk menyuarakan apa yang sudah kita lakukan – walaupun hanya satu dua kalimat. Sehingga semua negara anggota IMO mengetahui bahwa Indonesia telah ikut mensukseskan tema Hari Maritim Sedunia tersebut.

Mengikuti siding Legal Committee di IMO