Wednesday, 27 February 2019

Tema Hari Maritim Sedunia 2019 “Empowering Women in The Maritime Community”


Pendahuluan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya beberapa kali telah menulis tentang tema hari maritim sedunia yang oleh IMO (International Maritime Organization) selalu dicanangkan sebagai momentum kegiatan, baik di sidang-sidang di IMO maupun focus kegiatan oleh semua negara anggota IMO di sector maritim pada tahun itu.
Pada tahun ini IMO mencanangkan tema hari maritim sedunia dengan judul “Empowering Women in The Maritime Community” atau kalau diterjemahkan kiranya berarti “Penguatan peran wanita di dalam komunitas maritim” (maaf kalau salah).
Tema itu dipilih oleh Sekjen IMO Mr. Ki Tack Lim, mengacu pada keinginan PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) dalam mencapai cita-cita pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goal (SDG) yang sudah dicanangkan sejak tahun 2015.

Sustainable Development Goals (SDGs)
PBB sebagai organisasi dunia antar bangsa yang anggotanya hampir semua negara di dunia, berawal dari pertemuannya bulan Juni 1992 di Rio de Janeiro, Brasil, yang dihadiri oleh 178 negara anggota yang populer dengan nama Earth Summit telah menghasilkan 21 poin kesepakatan bagaimana menyelamatkan bumi, meningkatkan kualitas hidup manusia dan perlindungan lingkungan, yang dilakukan secara bekerjasama antar bangsa dan berkelanjutan.
Pada pertemuannya di New York bulan September tahun 2000, negara-negara anggota PBB menegaskan kembali kesepakatan yang pernah dibuat sebelumnya, dan dikenal dengan Millenium Development Goals (MDG).
Pada tahun 2015 negara-negara anggota PBB sekali lagi sepakat memantabkan cita-cita yang pernah dideklarasikan sejak 1992 tersebut menjadi 17 poin penting yang harus dikerjakan, yang kemudian sampai sekarang dikenal dengan nama Sustainable Development Goal (SDGs). Cita-cita pembangunan yang berkelanjutan……. SDGs ini akan berlanjut terus dengan perkiraan dapat dicapai keseluruhan pada tahun 2030.
15 cita-cita dalam SDG tersebut adalah:
1.     Tidak ada kemiskinan (No poverty)
2.     Tidak ada kelaparan (No Hunger)
3.     Kesehatan yang bagus dan hidup layak (Good health and well-being)
4.     Pendidikan yang bermutu (Education quality)
5.     Terciptanya kesamaan gender (Gender Equality)
6.     Tersedianya air bersih dan sanitasi yang baik (Clean water and sanitation)
7.     Sumber tenaga yang bersih dan terjangkau (Afordable and clean energy)
8.     Kerja layak dan pertumbuhan ekonomi baik (Decent works and economic growth)
9.     Industri, inovasi dan infrastruktur (Industry, innovation and infrastructure)
10.  Berkurangnya ketidaksetaraan (Reduce inequality)
11.  Komunitas dan kota-kota yang berkelanjutan (Sustainable cities and communities)
12.  Konsumsi dan produksi yang seimbang (Responsible consumption and production)
13.  Tindakan berkaitan dengan cuaca (Climate action)
14.  Kehidupan bawah air (Life below water)
15.  Kehidupan di darat (Life on land)
16.  Perdamaian, keadilan dan pemerintahan yang kuat (Peace, justice and strong institution)
17.  Kebersamaan dalam mencapai tujuan (Partnerships for the goals)
                                                                                      
Sebagaimana kita ketahui bahwa ke 17 cita-cita yang sudah disepakati negara-negara anggota PBB tersebut tidak dilakukan satu persatu tetapi bersamaan dan sejak tahun 2015 telah dikuatkan dan dirumuskan secara jelas. IMO sebagai organisasi internasional yang merupakan badan khusus PBB yang bertanggung-jawab tentang pengaturan di sector maritim, memiliki tanggung jawab untuk ikut membantu tercapainya 17 cita-cita SDG tersebut. Setiap tahun tema hari maritim sedunia selalu dikaitkan dengan salah satu SDG tersebut.
 
https://sustainabledevelopment.un.org/sdgs

“Empowering Women in The Maritime Community”
Dengan mencanangkan tema hari maritim sedunia pada tahun 2019 ini “Empowering Women in The Maritime Community”, tentunya tujuan utamanya adalah ikut serta membantu tercapainya tujuan SDG yang telah disepakati melalui organisasi PBB yaitu kesetaraan gender SDM di sector maritim, mengingat IMO adalah badan khusus PBB. Selain itu, dengan penguatan sumber daya manusia (SDM) wanita di sector maritim, diharapkan lebih dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dunia tanpa harus menggantungkan hanya pada SDM laki-laki.  Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Sekjen IMO bahwa selama ini sector maritim pada umumnya didominasi oleh SDM laki-laki. Dengan mengangkat tema tersebut, diharapkan dapat mengurangi kesan bahwa dunia maritim itu identic dengan lapangan kerja bagi laki-laki. Bahwa wanita yang bekerja di sector maritim hanya sebagai pelengkap saja.  Dengan penguatan peran wanita di komunitas sector maritim diharapkan di masa yang akan datang tidak ada lagi dominasi gender dalam bidang kerja di semua lini dalam sector maritim. Promosi jabatan manajemen yang lebih merata antara laki-laki dan wanita adalah salah satu tolok ukur tercapainya salah satu poin SDG tersebut.





Kegiatan IMO berkaitan dengan peringatan Hari Maritim Sedunia 2019
Kegiatan IMO yang sudah dijadwalkan pada tahun 2019 berkaitan dengan tema tersebut adalah:
  • 4-5 April - 3rd International conference on Empowering Women in the Maritime Community at the World Maritime University, Malmö, Sweden.
  • 15-17 September - World Maritime Day Parallel Event 2019 in Cartagena, Colombia.
  • 26 September - Celebration of World Maritime Day at IMO Headquarters, including special event.
Rincian kegiatan dan mungkin tambahan kegiatan lain akan diumumkan oleh Sekjen IMO.

Partisipasi Indonesia dalam mendukung tema Hari Maritim Dunia 2019
Indonesia sebagai salah satu negara anggota Dewan IMO, seperti tahun-tahun sebelumnya tentunya telah merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang relevan dengan tema Hari Maritim Sedunia tersebut.
Sebenarnya tentang kesetaraan gender ini pemerintah Indonesia sudah lama mendukung dan melaksanakan. Malah sebelum dicanangkannya SDG tentang kesetaraan gender. Buktinya, Capt. Kartini yang telah kita kenal sejak lama menjadi nakhoda di kapal-kapal PT Pelni. Nakhoda dan Mualim kapal wanita di kapal-kapal Pertamina dan perusahaan pelayaran nasional lain yang bermunculan bertambah banyak. Cadet-cadet wanita yang makin tahun bertambah banyak. Salah satu anak wali taruna saya adalah cadet wanita program studi Teknika, jadi dia adalah calon Masinis Kapal. Dia bukan yang pertama karena sebelumnya telah ada.  Pimpinan-pimpinan organisasi dan perusahaan yang bergerak di sector maritim juga sudah lama tidak begitu membedakan gender. Misalnya Ketua INSA (Indonesian National Shipping Association), Direktur Utama PT Pelindo, dan lainnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia antara lain:
1.     Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada para wanita yang bekerja di sector maritim untuk berpartisipasi di berbagai bidang pada kegiatan-kegiatan kemaritiman baik secara nasional maupun secara internasional misalnya dengan mengikutsertakan pada seminar-seminar, loka karya, konferensi, dan lain sebagainya;
2.     Mempromosikan para SDM wanita di sector maritim untuk menduduki jabatan yang strategis sesuai dengan kompetensianya yang selama ini mungkin hanya diduduki oleh tenaga kerja laki-laki;
3.     Meningkatkan kompetensi SDM wanita di sector maritim dengan program-program capacity-building baik secara nasional maupun partnership dengan negara-negara lain.

Penutup
            Demikianlah pendapat saya tentang tema Hari Maritim Sedunia tahun 2019 ini. Namun demikian, tentunya semua itu tidak ada usaha untuk “menyingkirkan” secara halus SDM laki-laki yang selama ini memang dapat diandalkan dalam memajukan pembangunan di sector maritim. Justru dengan “tantangan” ini diharapkan para SDM laki-laki lebih dapat meningkatkan kompetensinya agar tidak tergeserkan oleh kesetaraan gender tersebut di atas.