Pendahuluan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya beberapa kali telah menulis tentang
tema hari maritim sedunia yang oleh IMO (International
Maritime Organization) selalu dicanangkan sebagai momentum kegiatan, baik
di sidang-sidang di IMO maupun focus kegiatan oleh semua negara anggota IMO di
sector maritim pada tahun itu.
Pada tahun ini IMO mencanangkan tema hari maritim sedunia dengan judul “Empowering
Women in The Maritime Community” atau kalau diterjemahkan kiranya
berarti “Penguatan peran wanita di dalam
komunitas maritim” (maaf kalau salah).
Tema
itu dipilih oleh Sekjen IMO Mr. Ki Tack Lim, mengacu pada keinginan PBB
(Persatuan Bangsa-Bangsa) dalam mencapai cita-cita pembangunan berkelanjutan
atau Sustainable Development Goal (SDG) yang
sudah dicanangkan sejak tahun 2015.
Sustainable Development Goals (SDGs)
PBB sebagai organisasi dunia antar bangsa yang anggotanya hampir semua
negara di dunia, berawal dari pertemuannya bulan Juni 1992 di Rio de Janeiro,
Brasil, yang dihadiri oleh 178 negara anggota yang populer dengan nama Earth Summit telah menghasilkan 21 poin
kesepakatan bagaimana menyelamatkan bumi, meningkatkan kualitas hidup manusia
dan perlindungan lingkungan, yang dilakukan secara bekerjasama antar bangsa dan
berkelanjutan.
Pada pertemuannya di New York bulan September tahun 2000, negara-negara
anggota PBB menegaskan kembali kesepakatan yang pernah dibuat sebelumnya, dan
dikenal dengan Millenium Development
Goals (MDG).
Pada
tahun 2015 negara-negara anggota PBB sekali lagi sepakat memantabkan cita-cita
yang pernah dideklarasikan sejak 1992 tersebut menjadi 17 poin penting yang
harus dikerjakan, yang kemudian sampai sekarang dikenal dengan nama Sustainable Development Goal (SDGs). Cita-cita
pembangunan yang berkelanjutan……. SDGs ini akan berlanjut terus dengan
perkiraan dapat dicapai keseluruhan pada tahun 2030.
15
cita-cita dalam SDG tersebut adalah:
1. Tidak
ada kemiskinan (No poverty)
2. Tidak
ada kelaparan (No Hunger)
3. Kesehatan
yang bagus dan hidup layak (Good health
and well-being)
4. Pendidikan
yang bermutu (Education quality)
5. Terciptanya
kesamaan gender (Gender Equality)
6. Tersedianya
air bersih dan sanitasi yang baik (Clean
water and sanitation)
7. Sumber
tenaga yang bersih dan terjangkau (Afordable
and clean energy)
8. Kerja
layak dan pertumbuhan ekonomi baik (Decent
works and economic growth)
9. Industri,
inovasi dan infrastruktur (Industry,
innovation and infrastructure)
10. Berkurangnya
ketidaksetaraan (Reduce inequality)
11. Komunitas
dan kota-kota yang berkelanjutan (Sustainable
cities and communities)
12. Konsumsi
dan produksi yang seimbang (Responsible
consumption and production)
13. Tindakan
berkaitan dengan cuaca (Climate action)
14. Kehidupan
bawah air (Life below water)
15. Kehidupan
di darat (Life on land)
16. Perdamaian,
keadilan dan pemerintahan yang kuat (Peace,
justice and strong institution)
17. Kebersamaan
dalam mencapai tujuan (Partnerships for
the goals)
Sebagaimana kita ketahui bahwa ke 17 cita-cita yang
sudah disepakati negara-negara anggota PBB tersebut tidak dilakukan satu
persatu tetapi bersamaan dan sejak tahun 2015 telah dikuatkan dan dirumuskan
secara jelas. IMO sebagai organisasi internasional yang merupakan badan khusus
PBB yang bertanggung-jawab tentang pengaturan di sector maritim, memiliki
tanggung jawab untuk ikut membantu tercapainya 17 cita-cita SDG tersebut.
Setiap tahun tema hari maritim sedunia selalu dikaitkan dengan salah satu SDG
tersebut.
https://sustainabledevelopment.un.org/sdgs
“Empowering
Women in The Maritime Community”
Dengan mencanangkan tema hari maritim sedunia pada tahun 2019 ini “Empowering Women in The Maritime Community”,
tentunya tujuan utamanya adalah ikut serta membantu tercapainya tujuan SDG yang
telah disepakati melalui organisasi PBB yaitu kesetaraan gender SDM di sector
maritim, mengingat IMO adalah badan khusus PBB. Selain itu, dengan penguatan
sumber daya manusia (SDM) wanita di sector maritim, diharapkan lebih dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi dunia tanpa harus menggantungkan hanya pada SDM
laki-laki. Hal ini dikuatkan oleh
pernyataan Sekjen IMO bahwa selama ini sector maritim pada umumnya didominasi
oleh SDM laki-laki. Dengan mengangkat tema tersebut, diharapkan dapat
mengurangi kesan bahwa dunia maritim itu identic dengan lapangan kerja bagi
laki-laki. Bahwa wanita yang bekerja di sector maritim hanya sebagai pelengkap
saja. Dengan penguatan peran wanita di
komunitas sector maritim diharapkan di masa yang akan datang tidak ada lagi
dominasi gender dalam bidang kerja di semua lini dalam sector maritim. Promosi
jabatan manajemen yang lebih merata antara laki-laki dan wanita adalah salah
satu tolok ukur tercapainya salah satu poin SDG tersebut.
Kegiatan IMO berkaitan dengan peringatan Hari Maritim
Sedunia 2019
Kegiatan IMO yang sudah dijadwalkan pada tahun 2019 berkaitan dengan
tema tersebut adalah:
- 4-5 April - 3rd International conference on Empowering Women in the Maritime Community at the World Maritime University, Malmö, Sweden.
- 15-17 September - World Maritime Day Parallel Event 2019 in Cartagena, Colombia.
- 26 September - Celebration of World Maritime Day at IMO Headquarters, including special event.
Rincian
kegiatan dan mungkin tambahan kegiatan lain akan diumumkan oleh Sekjen IMO.
Partisipasi Indonesia dalam mendukung tema Hari
Maritim Dunia 2019
Indonesia sebagai salah satu negara anggota Dewan IMO, seperti
tahun-tahun sebelumnya tentunya telah merencanakan dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang relevan dengan tema Hari Maritim Sedunia tersebut.
Sebenarnya tentang kesetaraan gender ini pemerintah Indonesia sudah lama
mendukung dan melaksanakan. Malah sebelum dicanangkannya SDG tentang kesetaraan
gender. Buktinya, Capt. Kartini yang telah kita kenal sejak lama menjadi
nakhoda di kapal-kapal PT Pelni. Nakhoda dan Mualim kapal wanita di kapal-kapal
Pertamina dan perusahaan pelayaran nasional lain yang bermunculan bertambah
banyak. Cadet-cadet wanita yang makin tahun bertambah banyak. Salah satu anak
wali taruna saya adalah cadet wanita program studi Teknika, jadi dia adalah
calon Masinis Kapal. Dia bukan yang pertama karena sebelumnya telah ada. Pimpinan-pimpinan organisasi dan perusahaan
yang bergerak di sector maritim juga sudah lama tidak begitu membedakan gender.
Misalnya Ketua INSA (Indonesian National
Shipping Association), Direktur Utama PT Pelindo, dan lainnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia antara lain:
1. Memberikan
kesempatan yang lebih besar kepada para wanita yang bekerja di sector maritim
untuk berpartisipasi di berbagai bidang pada kegiatan-kegiatan kemaritiman baik
secara nasional maupun secara internasional misalnya dengan mengikutsertakan
pada seminar-seminar, loka karya, konferensi, dan lain sebagainya;
2. Mempromosikan
para SDM wanita di sector maritim untuk menduduki jabatan yang strategis sesuai
dengan kompetensianya yang selama ini mungkin hanya diduduki oleh tenaga kerja
laki-laki;
3. Meningkatkan
kompetensi SDM wanita di sector maritim dengan program-program capacity-building baik secara nasional
maupun partnership dengan
negara-negara lain.
Penutup
Demikianlah pendapat saya tentang
tema Hari Maritim Sedunia tahun 2019 ini. Namun demikian, tentunya semua itu
tidak ada usaha untuk “menyingkirkan” secara halus SDM laki-laki yang selama
ini memang dapat diandalkan dalam memajukan pembangunan di sector maritim.
Justru dengan “tantangan” ini diharapkan para SDM laki-laki lebih dapat
meningkatkan kompetensinya agar tidak tergeserkan oleh kesetaraan gender
tersebut di atas.